Perjalanan Mario Iroth Menembus Cuaca Dingin New Zealand

Mario Iroth berpose di salah satu sudut kota Auckland, New Zealand, Rabu, 13 Juli 2016.*/DOK. WHELL STORY/PR

AUCKLAND,(PR).- Setelah harus rela mengundur waktu keberangkatan, Mario Iroth akhirnya dapat melakukan kembali petualangannya dengan mengendarai sepeda motor. Pada perjalanan Wheel Story (WS) yang keempat, ia akan melakukan perjalanan dari New Zealand, Australia, Timor Leste, dan kembali ke tanah air.

Dari surat elektronik yang Mario kirimkan kepada Otokir, Rabu, 13 Juli 2016, kini ia telah tiba di Auckland, New Zealand. Cuaca di sana pun dilaporkan dia sedang dingin.

“Akhirnya, setelah melewati proses yang panjang, motor kami sudah bisa mengaspal di New Zealand dengan aman. Jumat lalu motor telah lulus bio inspeksi, namun karena hari sudah sore dan kantor custom sudah tutup maka kami harus menunggu pengambilan berkas pada hari Senin kemarin,” tulisnya.

Dikatakan Mario, pengurusan admisnistrasi memang cukup panjang. Setelah selesai, sepeda motor dapat dibawa keluar dari gudang. Ia pun langsung memasang baterai dan mengisi bahan bakar.

“Saya langsunG melakukan inspeksi kendAraan di VINZ (Vehicle Inspection New Zealand) dan WOF (Warranty of Fitness). Hal itu dilakukan guna mendapatkan surat laik jalan,” katanya.

Seusai itu, motor diberi tanda dengan menempelkan stiker lulus inspeksi. Kemudian pada pElat nomor polisi Indonesia diberi tambahan pelat nomor.

Mario menjelaskan, cuaca di New Zealand pada siang hari 14 derajat selsius saat ada matahari. Namun pada malam hari dapat mencapai 6 derajat selsius dan itu menusuk tulang dinginnya.

Setelah usai melakukan inspeksi dan pemeriksaan, Mario langsung memulai petualangannya di New Zealand dengan mengambil rute ke bagian selatan. Tepatnya sekitar 50 kilometer dari Auckland untuk menyewa caravan untuk bermalam.

“Hari ini kami akan riding menuju Rotorua sekitar 220 kilometer selatan Auckland. Di sana, kita bisa menemukan suku Maori dan semua tentang Maori dengan pemandangan danau dan alam yang indah,” jelasnya.

Sebelum tiba di New Zealand, Mario melakukan perjalan dari Jakarta, kemudian Lampung, Padang, dan akhirnya tiba di Kuala Lumpur, Malaysia. Dari sana, sepeda motor dikirim ke New Zealand, dan dia menggunakan pesawat juga.

Perjalanan yang dilakukan Mario pada WS ini adalah melanjutkan suksesi dia pada tahun sebelumnya di WS ke-3. Ketika itu, dia berangkat dari Paris van Java (Bandung) menuju Paris (Prancis) dengan mengendarai sepeda motor.

Pada WS ke-4, Mario akan melakukan perjalanan berbeda. Jika sebelumnya berangkat dari Indonesia, kini finisnya yang akan di tanah air.

Adapun perjalanan yang dilakukan adalah mulai dari New Zealand, Australia dan kembali ke tanah air. Perjalanan tersebut diperkiarakan akan mengambil waktu 280 hari, dengan jarak ditempuh sekitar 35 ribu kilometer.

Dikatakan Mario, tantangan iklim maupun alam ekstrem menjadi tantangan tersendiri pada perjalanan kali ini. Termasuk fisik dan motor yang digunakan.

Pada perjalanan ini pun ia akan kembali ditemani oleh Lilis Handayani yang ia bonceng. Lilis bertugas mendokumentasikan seluruh kegiatan dan perjalanan Mario pada WS ke-4.***

4 comments

Leave a comment